Ralph kemudian nekad, keluar dari lingkup permainannya dan mengejar
medali yang menjadi representasi penghargaan atas kepahlawanan. Ia
memasuki kawasan permainan adu tembak yang mempertemukannya dengan
Sersan Calhoun (Jane Lynch) sang pemimpin kesatuan tempur. Walau
berhasil mendapatkan medali yang diidamkannya, tanpa Ralph sadari, ia
telah melakukan kesalahan fatal dengan membuka jalan bagi penjahat
berbahaya untuk melakukan intervensi menghancurkan semua games dalam
kompleks tersebut.
Harapan Ralph ada pada Vanellope von Schweetz (Sarah Silverman), sang
gadis kecil “pembuat onar”dari permainan “Sugar Rush”yang urakan namun
baik hati. Persahabatan mereka berjalan dengan baik sampai kemudian
sebuah kesalahpahaman terjadi yang menyebabkan suasana bertambah runyam,
ditambah lagi ketika Felix dan Sersan Calhoun ikut masuk ke dalam
permainan Sugar Rush.
Tampilan animasi yang ciamik dan menawan menjadi daya tarik utama film
ini. Tekstur yang ditampilkan begitu alamiah dan tajam membawa imajinasi
penonton melambung jauh. Saya terkesan pada tampilan warna-warni ceria
meriah di permainan “Sugar Rush” atau impresi kemegahan namun kelam pada
permainan adu tembak serta ekspresi natural para tokohnya yang
disesuaikan dengan karakter suara yang diisi.
Saya tiba-tiba teringat film animasi Monster Inc.yang menampilkan “dunia
ajaib” dibalik pintu saat menyaksikan film ini. Ya, kita diajak
bertualang menikmati sensasi tokoh-tokoh game terkenal dimasa kini dan
dimasa lalu seperti Pac Man, Zombie, Sonic atau Mortal Combat dan
bagaimana mereka saling bersosialisasi pada “balik layar” monitor
permainan.
Pesan moral yang disampaikan seperti memaknai nilai kepahlawanan dan
kesetiakawanan disampaikan dengan baik dan proporsional lewat sejumlah
aksi di film ini. Bagaimana menghayati peran masing-masing dan
menghormati peran-peran lainnya sembari disaat yang sama saling
bersinergi dan berkolaborasi dengan apik. “I’m bad and that’s good. I’ll
never be good, and that’s not bad” kata Ralph dalam sebuah dialog yang
menggelitik.
Post a Comment